Ini adalah peringatan bagi Anda yang
rutin mengonsumsi obat-
obatan pereda sakit. Riset
terbaru para ahli di Kanada
mengindikasikan, konsumsi
obat pereda rasa sakit secara rutin setiap hari dan
dalam dosis tinggi dapat
meningkatkan risiko
serangan jantung dan
stroke hingga 40 persen. Menurut peneliti, pasien
yang secara teratur
mengonsumsi diclofenac
(obat penghilang nyeri dan
anti-radang), akan
mengalami gangguan jantung dua-perlima lebih
tinggi. Sementara itu,
penggunaan obat
penghilang rasa nyeri yang
lain seperti ibuprofen telah
dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan
jantung dan stroke sebesar
18 persen lebih tinggi. Diclofenac adalah salah satu
obat dari jenis non-
steroidal anti-inflammatory
drug (NSAID) dengan rumus
kimia 2-(2,6-dichloranilino)
phenylacetic acid. Obat- obatan jenis NSAID ini
umumnya digunakan untuk
mengatasi rematik, sakit
pinggang, encok sakit
kepala dan flu. Sebuah kelompok studi kecil
para peneliti dari Hull York
Medical School dan
University of Toronto,
Kanada, telah mempelajari
dan membandingkan efek dari penggunaan obat
pereda sakit pada dosis
rendah dan tinggi (untuk
keluhan yang lebih serius).
Obat-obat yang diteliti
cukup beragam, mulai dari jenis yang digunakan di
rumah sakit, obat yang
diresepkan dokter, hingga
obat-obat pereda sakit
yang biasa ditemukan
seperti ibuprofen dan naproxen. Hasil penelitian
menunjukkan, menggunakan
diclofenac dalam dosis
rendah (untuk mengobati
rasa sakit pascaoperasi),
berkaitkan dengan risiko 22 persen lebih tinggi
mengalami masalah jantung.
Sementara itu, pada dosis
yang lebih besar,
kemungkinan pasien
terkena penyakit jantung atau stroke meningkat
sebesar 98 persen. Pada obat NSAID lainnya
seperti ibuprofen,
penggunaan obat sesuai
dengan rekomendasi tidak
berdampak negatif pada
pasien. Tetapi, pada orang yang memakai dalam dosis
besar, dapat meningkatkan
risiko jantung sebesar 78
persen. "Dalam memilih yang salah
satu jenis obat NSAID yang
ada, pasien dan dokter
harus memperhatikan
keseimbangan antara
manfaat dan kerugian yang mungkin bisa ditimbulkan
dalam penggunaan obat ini,"
kata salah satu peneliti
utama, Dr Patricia
McGettigan. Menurut McGettigan,
naproxen dan ibuprofen
adalah obat penghilang rasa
sakit yang paling aman
untuk jantung, asalkan
digunakan dalam dosis yang rendah. Sementara itu, Doireann
Maddock, perawat jantung
senior dari British Heart
Foundation mengatakan,
penggunaan obat
penghilang rasa sakit sangat berisiko khususnya
pada orang dengan
penyakit jantung. "Hal ini sudah diketahui
sejak lama dan temuan
baru ini tidak boleh
diabaikan. Tetapi para
ilmuwan dan ahli obat perlu
untuk menggali lebih dalam sebelum menarik kesimpulan
tentang efek samping
obat-obatan ini," katanya. Ia menambahkan,
"Penggunaan obat
penghilang rasa sakit
apapun pasti ada manfaat
dan risikonya. Jika Anda
sudah terlanjur meminum obat tersebut dan khawatir
akan efeknya, Anda harus
berkonsultasi dengan
dokter terlebih dahulu.
Karena manfaat yang Anda
dapat mungkin jauh lebih besar ketimbang risikonya". Sumber : Telegraph
Tidak ada komentar:
Posting Komentar