
Bagi Anda khususnya pria yang rutin
menenggak obat pereda
sakit sebaiknya mulai
waspada. Penggunaan obat-
obat pereda rasa sakit
atau kerap disebut painkiller yang terlalu sering
diduga berkaitan dengan
gangguan fungsi seksual di
kalangan kaum Adam. Studi terbaru yang
dipublikasikan Journal of
Urology mengindikasikan
adanya hubungan antara
impotensi dan penggunaan
obat-obat penahan rasa sakit. Hubungan ini bahkan
tetap muncul meskipun
peneliti telah
memperhitungkan beberapa
faktor seperti usia dan
beberapa jenis penyakit yang mungkin dapat
menjelaskan keterkaitan. Berdasarkan riset tersebut,
pria yang secara rutin
menenggak obat-obat
seperti aspirin,
acetaminophen, ibuprofen,
dan celebrex berisiko mengalami disfungsi ereksi
(DE) hingga 38 persen lebih
besar, ketimbang pria yang
tidak menenggak obat yang
juga disebut nonsteroidal
anti-inflammatory itu. Menurut penjelasan Dr
Joseph Gleason, urolog yang
menulis penelitian ini, obat-
obat pereda sakit memang
dapat mengganggu produksi
hormon yang memicu ereksi pada pria. Hal itu
setidaknya dapat membantu
memberikan penjelasan
akan temuan ini. Namun, Gleason
menekankan, penelitian ini
tidak serta-merta
membuktikan bahwa obat
painkiller dapat
menyebabkan impotensi. Menurutnya, faktor-faktor
lainnya yang belum dapat
diketahui sangat
dimungkinkan ikut berperan
memicu DE. Sebagai contoh, banyak
pria yang meminum aspirin
dalam dosis rendah karena
dalam kondisi berisiko tinggi
mengalami serangan
jantung. Alhasil, pembuluh darah mereka tidak sedang
dalam kondisi terbaiknya.
Secara otomatis, hal itu
juga dapat memengaruhi
tingkat kekerasan penis. "Kami menyebut penis
sebagai termometer bagi
penyakit vaskuler atau
problem yang berkaitan
dengan pembuluh darah,"
ujar Dr Brant Inman, urolog dari Duke University Medical
Center di North Carolina,
yang tak terlibat dalam
riset ini. Inman menambahkan,
pembuluh arteri dalam penis
salurannya lebih kecil
ketimbang yang mengalir di
jantung dan, oleh sebab itu,
mungkin saja bisa tersumbat selama beberapa
tahun sebelumnya. Arteri
yang menyempit dapat
menghalangi aliran darah
yang seharusnya membuat
penis berkembang dan menjadi keras. Lima kali seminggu Dalam penelitiannya, Gleason
beserta koleganya
menganalisis hasil kuesioner
sekitar 81.000 pria berusia
45 hingga 69. Sekitar 50
persen pria mengaku mengonsumsi obat pereda
sakit secara teratur
(sekurangnya lima kali
dalam seminggu) dan
kurang dari sepertiganya
dilaporkan mengalami impotensi mulai dari level
ringan hingga parah. Pria yang mengaku rutin
menenggak painkiller, 64
persennya mengatakan,
mereka tidak pernah
mengalami ereksi.
Sedangkan pria yang mengaku tidak sering
menggunakan obat, kasus
DE hanya ditemukan 36
persen. Setelah memperhitungkan
beragam faktor, seperti
usia, berat badan, tensi,
dan riwayat sakit jantung,
peneliti masih menemukan
risiko lebih tinggi di kalangan pria yang
menggunakan painkiller,
yakni mencapai 38 persen. Oleh karena penelitian ini
tidak menguji obat secara
langsung, Inman berpesan
agar pria tidak perlu
menghentikan penggunaan
painkillers karena khawatir tidak bisa ereksi.
Sumber : Reuters
Tidak ada komentar:
Posting Komentar