Fisioterapi adalah upaya
pelayanan kesehatan profesional
yang bertanggung jawab atas
kapasitas fisik kemampuan
fungsional bagi umat manusia,
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan secara
optimal agar dapat menjalankan
tugas dan kewajibannya sesuai
dengan peran dan fungsinya di
masyarakat. Tujuan Fisioterapi diantaranya
adalah memberi pelayanan yang
paripurna, efektif dan efisien
kepada semua orang yang
memerlukan pelayanan
kesehatan kapasitas kemampuan fungsional fisik sehingga dapat
upaya mencapai tujuan program
fisioterapi, dan melibatkan
pasien/klien dalam perencanaan
dan pelaksanaan pelayanan
fisioterapi. Dari pintu inilah bisa dijalin interaksi profesional
fisioterapi yang pada masa
sekarang tidak hanya pada
subyek sakit tetapi mulai
merambah pada subyek sehat.
Hal ini karena peran fisioterapi sekarang telah mampu
menjangkau lebih dalam pada
aspek-aspek kehidupan lainnya. Fisioterapi berperan dalam
banyak hal di dunia kesehatan,
diantaranya yaitu pada
penanganan cedera olahraga,
rehabilitasi penyandang cacat
bersumber daya masyarakat, menentukan pemberian terapi
latihan yang sesuai bagi
penderita penyakit jantung dan
jalan nafas, memperbaiki gerakan
yang tidak normal yang
disebakan karena cedera syaraf otak maupun syaraf tepi,
memperbaiki kembali gangguan
gerakan pada pasien patah
tulang dan kelainan pada
pergerakan sendi, membantu
meredakan rasa nyeri otot maupun persendian, deteksi dini
kecacatan pada balita, stimulasi
tumbuh kembang bayi, dan tidak
kalah pentingnya peran
fisioterapi pada bidang
kesehatan wanita, termasuk di dalamnya pemberian latihan yang
sesuai bagi wanita hamil dan
pemberian terapi latihan yang
sesuai bagi ibu-ibu dalam masa
nifas, serta tidak kalah
pentingnya, upaya-upaya fisioterapi dalam meredakan
nyeri haid. Semua wanita normalnya
mengalami menstruasi / haid
setiap bulannya. Hal ini terjadi
karena proses peluruhan sel
telur yang tidak dibuahi. Pada
masa menstruasi ini pada sebagian wanita mengalami rasa
nyeri terutama di daerah perut
bawah. Sebagian dari mereka
yang mengalami nyeri perut
bawah tersebut ada yang
merasa bisa menerima dan mampu beraktifitas normal dalam
masa menstruasi, namun
sebagian yang lain tidak mampu
menahan rasa sakitnya, sehingga
harus tidak masuk sekolah atau
tidak masuk kerja karena nyeri yang dideritanya. Beberapa literatur
menggolongkan nyeri haid ini
digolongkan menjadi dua, yaitu : 1. nyeri haid primer, yang
memang karena proses
menstruasi. 2. nyeri haid skunder, yang
disebabkan karena adanya
proses penyakit. Namun ada juga literatur yang
menggolongkan menjadi tiga,
dengan menyebut yang ketiga
sebagai nyeri haid membranosa
Mengapa nyeri haid terjadi? Hal ini berpangkal pada mulainya
proses menstruasi itu sendiri
yang merangsang otot-otot
rahim untuk berkontraksi.
Kontraksi otot-otot rahim
tersebut membuat aliran darah ke otot-otot rahim menjadi
berkurang yang berakibat
meningkatnya aktivitas rahim
untuk memenuhi kebutuhannya
akan aliran darah yang lancar,
juga otot-otot rahim yang kekurangan darah tadi akan
merangsang ujung-ujung syaraf
sehingga terasa nyeri Nyeri tersebut tidak hanya
terasa di rahim, namun juga
terasa di bagian-bagian tubuh
lain yang mendapatkan
persyarafan yang sama dengan
rahim. Oleh karena itulah maka rasa
tidak nyaman juga dirasakan di
bagian-bagian tubuh yang
digunakan untuk buang air
besar, buang air kecil, maupun
otot-otot dasar panggul dan daerah di sekitar tulang
belakang sebelah bawah. Hal ini
disebut juga sebagai nyeri
rujukan (referred pain). Dari hal-hal tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa nyeri
yang dirasakan oleh setiap
bagian tubuh akan
mengakibatkan ketegangan
otot-otot di sekitarnya; ketegangan otot-otot tersebut
akan membuat daerah tersebut
kekurangan aliran darah;
keadaan tersebut menimbulkan
nyeri yang bertambah; yang
selanjutnya meningkatkan ketegangan otot-otot; begitu
seterusnya. Oleh karena itu
harus diupayakan agar ada
upaya-upaya meredakan rasa
nyeri dan upaya-upaya untuk
meredakan ketegangan otot, agar tercapai keadaan yang
disebut nyaman atau rileks. Tindakan-tindakan fisioterapi
untuk meredakan nyeri haid
tersebut diantaranya adalah
terapi-terapi yang ditujukan
untuk rileksasi, termasuk di
dalamnya latihan-latihan gerak aktif secara lembut dan pelan
(relax active movement),
pemijatan yang lembut (gentle
massage), kompres hangat pada
daerah-daerah yang mengalami
nyeri dan ketegangan otot (warm wrapping), maupun
dengan pemberian stimulasi
elektris pada syaraf melewati
kulit dengan menggunakan alat
yang disebut TENS
(Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation). Latihan-latihan gerak aktif
secara lembut dan pelan (relax
active movement) bermanfaat
untuk menurunkan ketegangan
otot-otot perut bawah,
punggung bawah, otot-otot dasar panggul maupun otot-otot
paha. Latihan ini dilakukan di
ruangan yang suasananya
memungkinkan timbulnya rasa
nyaman. Pemijatan yang lembut juga
bermanfaat untuk menimbulkan
rasa nyaman dan menurunkan
nyeri. Pijatan-pijatan ini selain
dilakukan oleh orang lain, juga
bisa dilakukan sendiri. Gunakan baby oil atau minyak zaitun yang
ditetesi wewangian yang disukai
agar memancarkan aroma yang
menenangkan sebagai media
memijat. Pijatan pada paha
dimulai dari lutut kemudian naik ke pangkal paha (ke arah
jantung), sedangkan pijatan
perut dilakukan searah putaran
jarum jam. Pijatan pada
punggung dilakukan ke arah
jantung.
Kompres hangat dilakukan
dengan menggunakan handuk
yang sudah dicelupkan ke dalam
air hangat, kemudian diperas,
dan ditempelkan pada perut
bawah. Nikmatilah kehangatan yang meresap ke dalam otot-
otot perut sambil berbaring
terlentang dan kedua tungkai
diganjal dengan guling. Apabila
suhu handuk sudah tidak
memadai lagi, ulangi dengan mencelupkannya kembali dalam
air hangat. TENS (Transcutaneus Electrical
Nerve Stimulation) merupakan
suatu cara penggunaan energi
listrik yang digunakan
merangsang sistem syaraf melalui
permukaan kulit. Cara ini telah diteliti dan terbukti efektif guna
mengurangi berbagai tipe nyeri .
TENS bekerja dengan cara
memblokir nyeri dengan stimulasi
listrik. Arus yang dihasilkannya
menimbulkan mekanisme “gerbang nyeri” untuk
mengurangi nyeri. Intensitas
yang nyaman besarnya ialah 2 –
3 kali nilai ambang persepsi. Mekanisme lain yang dapat
dicapai oleh TENS ialah
mengaktivasi sistem syaraf
otonom yang akan menimbulkan
tanggap rangsang pada
pembuluh darah, yang membuat pembuluh darah mengalami
dilatasi, maka aliran darah ke
otot-otot yang nyeri akan
meningkat sehingga akan
mengangkut materi yang dapat
penyebab nyeri keluar dari bagian yang nyeri tersebut. Teori lainnya menyatakan bahwa
TENS dapat memberikan efek
pereda nyeri lewat rangsangan
terbentuknya endorfin dan opiat
endogen. Hal ini didukung
penelitian bahwa stimulasi listrik pada titik akupuntur dengan
intensitas tinggi dan frekuensi
rendah mengakibatkan
peningkatan endorfin pada
cairan yang melindungi susunan
syaraf pusat (serebrospinalis). Intensitas stimulasi yang
dianjurkan untuk mengaktifkan
media opiat ialah berkisar pada
besaran l0 kali ambang persepsi
dengan frekuensi rendah atau
“accupuncture like TENS“. Aplikasi TENS efektif untuk
mengurangi nyeri dan lamanya
pengurangan nyeri tetap
berlangsung meskipun aplikasi
TENS sudah dihentikan. Apapun terapi pereda nyeri haid
yang diterapkan, tetap harus
diiringi dengan ketenangan hati,
kejernihan pikiran, kestabilan
emosi dan keyakinan bahwa
semua wanita di dunia mengalami hal yang sama. Namun apabila
dengan penanganan-penanganan
tersebut di atas masih terasa
nyeri yang menghebat, segera
konsultasikan dengan dokter
untuk mendapatkan penyebab pasti dari penyakit yang mungkin
diderita. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya. Amin.
1 komentar:
matab fisioterapis
Posting Komentar